


href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitFYuT-swHcp7isLauNmaELSZuF5ifpfJRQHrMMSjZ0s136axOtJeb7bvFx5T9RE3Yeb7I3o-sfOpPSo5AU108bi1XZKr7SliSy2es1b-TyrxCALBkMQ450mLYaYLhhLLGiI16bnYmUmV2/s1600/a.jpg">

Siang itu ketika matahari tengah berada diatas diselimuti awan-awan yang berbaris indah, aku duduk terpaku dikursi melihat indahnya dunia dari atas langit didalam pesawat yang akan membawaku menuju tujuan yang selalu kuimpikan yaitu kota Roma, di Negara Italy. Menghabiskan waktu kurang lebih tiga belas jam di dalam pesawat membuatku mual dan pegal-pegal karena aku harus duduk untuk menikmati perjalannku. Tapi semua itu terbayar ketika sesampainya aku di kota Roma, menikmati segarnya udara disana. Waktu telah menunjukkan pukul 7 malam namum suasana di sana masih terang benderang, karena saat itu merupakan musim panas. Kemudian langsung saja aku diantar ke tempat penginapan lalu aku langsung menikmati indahnya mimpi .
Kota Roma itu terdiri dari dua bagian yaitu Roma kota tua dan Roma kota modern. Terdapat perbedaan yang begitu mencolok pada kedua bagian dari kota tersebut. Roma kota tua terdapat banyak sekali peninggalan sejarah. Negara Italy sangat mengutamakan sejarah, jadi negara tersebut sangat menjaga keutuhan peninggalan- peninggalan dari para leluhur mereka seperti Spanish Step, Trevi Fountain, serta gereja terbesar St. Peter Basilica dibagian Negara kota Vatikan yang merupakan pusat agama khatolik sedunia, Roman Forum,dan Colloseum. Tempat-tempat itulah yang aku datangi. Menakjubkan dan tak terbayangkan sebelumnya bahwa sejarah itu sangat indah. Terutama St. Peter Basilica Gereja yang sangat indah, memabawaku pada mimpi andaikan dapat memimpin misa disana.
Saya berpikir bahwa Indonesia dapat menjadi seperti kota Roma, jika kita dapat melestarikan peninggalan sejarah bangsa kita sendiri karena setiap peninggalan haruslah di jaga dan dilestarikan agar dapat menjadi kenangan yang sangat indah dan menarik bagi masyarakat sekarang.
Puas menikmati keindahan peninggalan sejarah kota Roma, aku sekeluarga melanjutkan perjalan menuju kota Pisa, untuk melihat suatu menara yang sangat terkenal karena bentuknya yang unik yaitu menara miring Pisa atau The Leaning Tower (Menara Miring) yang merupakan salah satu keajaiban dunia. Ternyata bukan hanya menara miring yang ada di dalam kota tersebut tapi terdapat dua bangunan bersejarah lainnya yaitu sebuah katedral di kota Pisa dan gedung tempat pembaptisan bagi orang katholik. Disana terlihat banyak orang yang berfoto dengan gaya yang hampir sama yaitu dengan gaya menopang menara Pisa itu.
Keesokan harinya aku menuju Tranchetto Pier untuk mencoba Water Taxi yang membawaku menuju Venice Island. Kemudian aku menikmati suasana pulau tersebut dan mengunjungi Piazza San Marco. Saya pun sangat terbuai dengan Doge’s Palace, Katedral St. Mark, Bridge of Sighs tidak lupa saya mengunjungi pabrik pembuatan gelas kristal. Menurut saya, pulau Venice ini merupakan pulau yang sangat indah karena terlihat dari seni bangunannya yang sangat mengagumkan belum lagi banyak burung merpati berdatanggan di depan Katedral St. Mark.
Setelah puas menikmati keindahan pulau Venice aku langsung menuju kota Engelberg dan perjalanan menghabiskan waktu seharian. Perjalan lintas Negara itu sungguh sangat indah dengan pemandangan pegunugan Alpen. Kami boleh berbangga melakukan kegiatan sehari di tiga negara sekaligus. sarapan pagi di Italy (kota Venesia), makan siang di Austria (kota Innerburg) dan santap malam di Swiss (kota Engelburg). Aku pun bermalam di Engelberg, aku langsung tertidur untuk menyiapkan tenaga untuk kesibukan hari esok. Karena besok aku akan mendaki gunung yang dipenuhi oleh salju. Kota Engelburg sendiri sudah cukup dingin karena letaknya sekitar 500 diatas permukaan laut.
Hari baru lagi , hari ini aku akan tamasya ke Mount Titlis, pengunungan dengan ketinggian 3.020 m diatas muka laut. Dari penginapan di Engelberg menuju ketinggian Mount Titlis aku mrnggunakan Revolving Cable Car (Kereta Gantung Berputar). Setibanya di puncak gunung, aku melihat indahnya salju, karena di Mount Titlis ini merupakan pegunungan yang memiliki puncak dengan salju yang abadi. Suhu disana sangatlah dingin sampai 30 Celcius. Sesudah puas bermain salju, maka pada siang hari saya menuju ke Pusat Kota Lucerne untuk mengunjungi Lion Monument dan berbelanja. Malamnya kami kembali menginap di Engelberg.
Keesokan harinya aku melanjutkan perjalanan menuju kota Paris, dan ini memerlukan waktu seharian penuh. Dalam perjalanan ada satu hal yang menarik, adalah dimana bis yang saya gunakan mogok di jalan dan saya harus menungu lama sampai bis itu dapat digunakan. Hal yang menarik adalah saat mogok seperti ini tidak ada dari para keluarga yang ikut tour bersama keluarga saya tidak ada yang mengeluh malahan mereka bercanda dan tetap tersenyum menanggapi ini semua. Hal ini membuat suatu halangan tidak akan berarti lagi jika dibalas dengan senyuman dan canda tawa.
Sesampainya di kota Paris. Aku langsung beristirahat untuk mempersiapkan diri untuk hari esok. karena besok agenda acaraku adalah mengelilingi kota Paris. Hari itu aku akan mengelilingi kota Paris. Ada banyak obyek wisata yang akan kukunjungi hari ini. Perjalanan dimulai dari hotel yang berjarak kira-kira 20 km dari pusat kota Paris. Jarak yang cukup jauh tidak begitu kurasakan karena pemandangan negeri Perancis yang cukup Indah. Bus melalui jalan bebas hambatan, kemudian melewati kawasan modern Paris, yaitu kawasan La Defence. Kawasan ini merupakan kota modern, tempat gedung-gedung bertingkat berdiri. Maklum, susunan kota di Eropa umumnya seperti ini, kota tua di pusat, kota modern berada di luar atau pinggirnya.
Objek pertama yang kami lintasi adalah monumen Arc De Triomphe, yang berarti Gapura kemenangan. Monumen ini adalah sebuah bangunan yang merayakan kemenangan-kemenangan Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis yang menguasai hampir seluruh Eropa. Masih banyak sejarah monument ini yang dapat kuceritakan, tapi lebih baik kulanjutkan cerita perjalananku saja.
Kulanjutkan perjalanan ke sebuah Avenue yang paling terkenal di Paris, yaitu Champs Elyess. Sebuah Jalan dengan 4 lajur, 2 arah. Jalan ini sangat megah, dan dibuat dari susunan bata blok, bukan aspal. Jalan ini begitu bersejarah karena banyak perayaan dunia berlangsung di jalan ini. Mulai dari pawai kemenangan Napoleon, pawai invasi oleh tentara Jerman selama PD II, sekaligus pawai kemenangan sekutu.
Di ujung jalan ini terdapat monument yang cukup megah, walaupun ukurannya tidak sebesar Arc de Triomphe. Monumen ini disebut Palace de la Concorde, artinya kurang lebih adalah Lapangan persatuan kembali. Di lapangan inilah simbolis puncak revolusi Perancis terjadi, yaitu eksekusi raja Louis XVI dan permaisurinya, Marie Antoinette. Aku tidak berhenti di tempat ini, perjalanan keliling kota masih berlanjut.
Setelah melewati jalan-jalan kota Paris, aku berhenti di belakang Invalid, sebuah rumah sakit besar tempat menampung prajurit-prajurit yang terluka selama perang. Di belakangnya terdapat sebuah bangunan berkubah besar dan berkilauan,sekilas mirip Basilika St.Petrus. Bangunan itu adalah makam dari kaisar Napoleon Bonaparte. Banyak orang yang mengunjungi tempat ini. Aku berhenti sejenenak di tempat ini. Kuambil beberapa foto lalu kulanjutkan perjalananku.
Akhirnya aku sampai di bangunan kebanggaan rakyat Perancis, menara Eiffel. Menara ini sepenuhnya dibuat dari baja, dan tingginya mencapai 300 m. Bangunan ini begitu megah, Indah, dan benar-banar melambangkan Paris itu sendiri. Seperti kuduga, di musim leiburan seperti ini, menara Eiffel adalah salah satu objek wisata tujuan turis seluruh dunia. Ada banyak sekali orang di tempat ini. Kira-kira bisa 1000 orang yang mengantri. Untung aku ikut tour, sehingga ada akses khusus dan tidak perlu mengantri. Aku naik lift yang berjalan secara diagonal, mengikuti arah kaki-kaki menara. Aku sampai di tingkat 2 menara, tidak sampai puncak karena lift menuju puncak sangat ramai.
Di tingkat ini aku dapat melihat pemandangan kota Paris. Kota ini benar-benar Indah. Bangunan-bangunan bersejarah seperti bekas istana raja, arc de triomphe, gereja Notre Dame, semuanya tampak.
Aku juga mengunjungi museum Louvre, tempat salah satu lukisan karya Da Vinci dipajang, Mona Lisa. Museum ini begitu ramai dan luas, karena bekas istana kerajaan. Akupun tersesat di dalam museum, dan terpaksa mengelilingi seluruh istana.
Dari Perancis aku melanjutkan perjalanan ke Utara, singgah di Kota Brussel, Negara Belgia. Kota ini terkenal dengan waffle nya. Aku ikut mencoba dan memang sangat enak. Di kota ini juga ada patung Mannekin Piss, patung seorang anak laki-laki yang sedang kencing. Juga ada bangunan berbentuk cukup unik, yaitu Atomium. Bangunan yang dibentuk berdasarkan struktur atom Plumbum (Pb).
Sewaktu hendak meninggalkan Brussel, busku mogok di depan istana raja. Terpaksa menunggu kurang lebih 30 menit sebelum bisa melanjutkan perjalanan kembali.
Aku pun tiba di Negara paling utara dari tour kali ini, yaitu Belanda. Aku langsung menuju pusat kota Amsterdam. Yang menarik adalah banyak sekali sepeda di kota ini. Tampaknya semua orang menggunakan sepeda untuk bepergian. Bangunan-bangunannya sangat familiar, sangat mirip dengan bangunan-bangunan di kota tua, Jakarta Utara. Aku menginap di hotel di dekat bandara.
Objek wisata yang kukunjungi antara lain pabrik berlian, kemudian wisata kanal mengelilingi kota. Kota Amsterdam agak mirip Venesia, banyak kanal-kanal yang dapat dilalui kapal untuk berwisata. Aku juga pergi ke desa nelayan Volendam. Di sini tempat kita berfoto dengan kostum ala Belanda. Foto ini yang mungkin paling polpuler sedunia. Bahkan ada foto Bu Megawati di tempat foto tersebut. Setelah itu aku kembali ke pusat kota untuk makan malam. Kali ini makan malam masakan Indoensia. Cukup unik, di Belanda masakan Indonesia merupakan sebuah Fine Dining, yaitu makanan yang cukup eksklusif.
Setelah melakukan perjelanan hampir 2 minggu tibalah saatnya pulang ke tanah air. Aku menikmati hari terakhir di tanah Eropa. Perjalanan pagi ini adalah menuju Frankfurt, Jerman. Aku sempat mampir di Koln, sebuah kota dengan bangunan yang sangat mengagumkan. Gereja Gothik tertua di dunia, yaitu Katedral Koln (KolnDom), berdiri menyambutku dari kejauhan. Bangunan ini begitu tinggi dan megah. Tingginya hampir 2 kali katedral Jakarta.
Dari Koln aku sampai di Frankfurt. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya aku pulang ke Indonesia.
Perjalanan selama 14 hari tercatat melampaui sekitar 10 negar yaitu Italy, Vatikan, Austria, Linkenstein, Swiss, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Jepang. Begitu banyak kenangan yang aku alami. Kota Roma adalah tempat yang sangat berkesan bagiku. Ada kepercayaan bahwa jika kita pernah melempar koin di Roma, maka suatu saat akan kembali. Mungkinkah aku dapat mengunjungi lagi kota Roma?
Posting Komentar